Perawatan
Demensia Dengan Robot Binatang
Oleh
:
Muhammad Rozikhin
201233040
ABSTRAK
Demensia
adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang
menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan ganggua
fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari. Dalam pemahaman juga
mundur seperti hilangnya kemampuan untuk memahami pembicaraan yang cepat,
percakapan yang kompleks atau abstrak, dan humor yang sarkatis atau sindiran.
Robot Binatang (Animal Robot) yang memiliki peranan penting pada keperawatan
pasien dengan demensia. Salah satu perawatan pasien dengan demensia adalah
dengan meningkatkan lingkungan yang stabil melalui upaya komunikasi dengan
kebutuhan dan kenyamanan pasien demensia. Robot binatang (Animal Robot) yang
pertama kali diciptakan adalah Robot jenis hewan peliharaan kucing dan anjing.
Kedua robot ini dapat berinteraksi dengan para penderita demensia sesuai dengan
apa yang dilakukan. Untuk Robot Anjing memiliki sembilan sensor yang dapat
melakukan enam perintah yang dilakukan. Hewan peliharaan robot dapat menjadi
pengganti yang cocok untuk hewan peliharaan yang tampak dapat meningkatkan
komunikasi dan kepercayaan diri pada penderita demensia.
Kata Kunci : Robot Binatang (Animal Robot), Demensia, dan
Komunikasi.
Latar
Belakang
Demensia adalah hilangnya ingatan yang
bisa timbul bersama dengan gejala gangguan perilaku maupun psikologis. Gambaran
paling awal berupa hilangnya ingatan mengenai peristiwa yang baru berlangsung.
Terdapat gangguan kepribadian global bersama dengan berkembangnya perilaku
abnormal secara bertahap, hilangnya intelektual, perubahan mood biasanya tanpa
pemahaman, tumpulnya emosi, dan gangguan kognitif disertai ketidakmampuan untuk
belajar.
Prevelensi demensia pada tiap-tiap
negara berbeda-beda. Ini disebabkan karena tidak adanya gold standard untuk mendiagnosis demensia, ada perbedaan sosial
kultural pada tiap-tiap negara yang mengakibatkan perbedaan dari hasil
pemeriksaan. Tatemichi, Et all (1990) melaporkan prevelensi demensia
pascastroke di Jepang mencapai angka 26,3%. Pohjasvaara (1997) melaporkan
perevelensi demensia pascastroke di Indoia mencapai 31,8%. Roman (2002)
melaporkan prevelensi demensia pascastroke di berbagai negara sebesar 21-45%.
Angka prevelensi demensia vaskuler khusus pascastroke di Indonesia belum ada.
Namun laporan Markam (2001) untuk Daerah Istimewa Yogyakarta didapatkan angka
perevelensi demensia pascastroke 23,3%.
Penelitian di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa populasi berusia diatas 65 tahun telah meningkat 2,8 kali
pada tahun 2000 dibanding tahun 1950. Saat ini diperkirakan ada 750.000
penderita demensia di Inggris dan 3 hingga 4 juta penderita demensia di Amerika
Serikat. Biaya kesehatan untuk golongan lansia merupakan proporsi terbesar dari
seluruh biaya kesehatan (30 hingga 40%). Demensia terjadi pada 1,4% pada usia
65 hingga 69 tahun, 2,8% pada usia 70 hingga 74 tahun, 5,6% pada usia 75 hingga
79 tahun, 5,8% pada usia 80 hingga 84 tahun, 14,4% pada usia lebih dari 85
tahun.
Demensia yang biasanya ditandai oleh
gangguan daya ingat, kesulitan melakukan aktivitas sederhana, masalah berbicara
atau berbahasa, disorientasi, penampilan buruk, kesulitan dalam melakukan
hitungan sederhana, dan hilangnya minat dan inisiatif menjadi hal yang harus
diperhitungkan dalam merawat pasien dengan kondisi rumah, menyiapkan keluarga,
dan support system di lingkungan.
Untuk menangani hal di atas, perawat
umumnya menasehati keluarga untuk memberikan lingkungan yang stabil,
meminimalkan konfusi, memberikan isyarat sensori, memberikan informasi yang
sederhana dan sikap positif dan menyesuaikan tugas yang diberikan sesuai dengan
keadaan fungsi pasien. Pasien dapat juga berespon terhadap pesan-pesan dari
anggota keluarga yang ada pada kaset, beberapa kaset berisi suara keluarga yang
diberikan kepada pasien dan tindakan ini dapat menurunkan agitasi.
Perkembangan teknologi saat ini sangat
berkembang pesat dengan adanya penemuan-penemuan di bidang teknologi, salah
satunya adalah Robot Binatang (Animal
Robot) yang memiliki peranan penting pada perawatan pasien dengan demensia.
Salah satu perawatan pasien dengan demensia adalah dengan meningkatkan
lingkungan yang stabil melalui upaya komunikasi disesuaikan dengan kebutuhan
dan kenyamanan pasien demensia. Hilangnya minat dan inisiatif membuat pasien
demensia mengalami penurunan interaksi dengan lingkungan sekitar. Robot
Binatang (Animal Robot) merupakan
salah satu hasil penelitian yang dapat digunakan untuk pasien demensia dalam
interaksi, komunikasi dan kepercayaan diri pada pasien demensia.
Robot Binatang (Animal Robot) tak ubahnya seperti binatang aslinya, salah satu
contoh robot binatang yang sudah diproduksi adalah Robot Kucing dari Jepang dan
Robot Anjing dari Inggris. Robot-robot ini melakukan perannya sama halnya
seperti pada binatang aslinya. Salah satu pasien dengan demensia dapat
berinteraksi dengan komunikasi melalui belaian dan suara yang dihasilkan dari
robot tersebut, sehingga dapat membantu meningkatkan komunikasi, kesenangan,
dan kesejahteraan mereka.
Kajian
Literarur
Demensia adalah suatu sindroma penurunan
intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional,
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas
sehari-hari. Dalam pemahaman juga mundur seperti hilangnya kemampuan untuk
memahami pembicaraan yang cepat, percakapan yang kompleks atau sbtrak, dan
humor yang sarkastis atau sindiran. Dalam kemampuan bahasa dan bicara terjadi
kemunduran pula yaitu kehilangan ide apa yang sedang dibicaakan, kehilangan
kemampuan pemrosesan bahasa secara cepat, dan kehilangan kemampuan penamaan
dengan cepat. Dalam bidang komunikasi sosial akan terjadi kehilangan kemampuan
untuk tetap berbicara dalam topik, mudha tersinggung, marah, pembicaraan bisa
menjadi kasar dan terkesan tidak sopan (Erkinjuntti, Gauthier, 2002).
Istilah robot yang di dahulu kala
disebut robota, tak lain adalah kata lain dari seorang buruh. Robot adalah
sarana untuk membangun peradaban yang lebih maju dan memberikan kemudahan bagi
manusia sebagai penciptanya. Manfaat terapeutik dari memelihara hewan
peliharaan di rumah sudah diakui lama. Namun, untuk beberapa rumah perawatan,
menampung hewan peliharaan sendiri, memiliki hewan peliharaan pengunjung atau
memiliki binatang peliharaan secara permanen tinggal di rumah perawatan tidak
praktis, baik karena tanggung jawab, perhatian, ataupun potensial risiko
infeksi (Brodie Et all, 2002).
Robot binatang (Animal Robot) diciptakan terinspirasi dari hal diatas. Robot
Binatang yang pertama kali diciptakan adalah Robot Kucing yang diciptakan oleh
Negara Jepang dan Robot Anjing dari Negara Inggris. Hewan-hewan ini terlihat
menarik, tidak hanya untuk beberapa warga dan staf, tetapi junga mengunjungi
kerabat, termasuk anak-anak. Pada saat hewan diminta rasa ingin tahu dan
percakapan menjembatani kesenjangan antara berbagai generasi. Bollans (2006)
menjelaskan berbagai manfaat tapi yang paling nyata adalah dalam hal perawatan
di rumah dapat meningkatkan kepercayaan diri dan percakapan antara pasien
demensia.
Sejumlah penderita demensia didorong
untuk berinteraksi dengan Robot Kucing. Pada studi kasus 1, robot kucing
didekatkan kepada empat atau lima orang demensia yang sedang duduk di ruang
tunggu setelah makan siang. Tiga pertama yang memiliki demensia maju dan bahasa
sedikit atau tidak, tidak ingin melihat kucing atau terlibat dengan cara
apapun.
Demensia berikutnya, Lucinda (nama
samaran) muncul tertarik, dan duduk dengan kucing di lututnya. Ia membelai dan
meremas kakinya untuk membuat kucing itu mengeluarkan suara (meong).
Menggelitik bagian belakang lehernya, membuatnya angkat kaki dan pada saat itu
Lucinda berbicara responsif kepada kucing.
Kemudian perawat duduk di sebelahnya dan
berusaha untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dengan tindakan itu. Setelah
beberapa waktu, perawat bertanya apakah dia ingin tetap kucing tersebut berada
di lututnya. Dia mengatakan tidak menginginkan lagi dan bertanya apakah kucing
itu akan menggigitnya. Karena itu robot tentu saja tidak akan digigitnya,
sehingga ia bertahan terhadap kucingnya.
Ketika diobservasi kembali ternyata wanita
itu masih berbicara dan membelai kucing dan mendorong wanita yang lain di
sampingnya untuk melakukan hal yang sama. Seolah-olah kucing itu bertindak
sebagai katalis untuk mengembangkan komunikasi antara dua wanita yang tidak
biasanya berbicara atau sama lain. Beberapa penduduk pada tahap tertentu dalam
proses penyakit mereka tidak dapat mudah membedakan antara heawan peliharaan
dan robot nyata, tetapi wanita-wanita demensia tersebut dapat menikmati Robot
Kucing tersebut.
Gambar 1 : Robot Kucing
Gambar 2 : Robot Anjing melakukan
tindakan melalui sembilan sensor dan dapat mematuhi enam perintah yang berbeda
Pada studi kasus 2, robot anjing dia
cukup berat dan lebih rumit untuk melakukan tetapi melakukan berbagai tindakan
dengan menggunakan sembilan sensor. Ia memiliki sensor sentuh dan cahaya yang
memungkinkan dia untuk membuat suara anjing, menggeleng dan mengangkat kaki
depannya, atau hal lainnya. Suara sensor memungkinkan dia untuk mematuhi enam
perintah yang berbeda. Seperti contoh ketika diajak berinteraksi apakah Robot
Anjing ingin memakan tulang karet? Robot Anjing itu membuka mulutnya dan
memakan tulang karet tersebut. Hal ini memudahkan para penderita demensia untuk
mengekspresikan keinginannya.
Keuntungan menggunakan robot hewan
peliharaan, meskipun sebagai pengganti binatang hidup adalah perawatan minimal,
bulu tidak mempengaruhipenduduk dengan alergi, dan secara signifikan lebih baik
daripada tidak melakukan apapun. Para robot telah bertindak sebagai katalis
dalam meningkatkan komunikasi dan telah menikmati sehingga mengembangkan
kesejahteraan psikologis yang lebih baik (Wada, 2004).
Kerugian dari robot ini adalah konsumtif
baterai sehingga sangat disarankan menggunakan baterai yang dapat diisi ulang.
Akses saklar on dan off pada perut robot sangat sulit pada
penederita rematik jari, sehingga diperlukan bantuan. Penggunaan robot dalam
pengaturan kesehatan yang beragam dapat semakin menjadi ciri abad ke-21. Hewan
peliharaan robot dapat menjadi pengganti yang cocok untuk hewan peliharaan
hidup yang dapat meningkatkan komunikasi dan kepercayaan pada penderita
demensia.
Kesimpulan
Demensia
merupakan salah satu penyakit yang dapat menghilangkan minat dan inisiatif
yaitu dengan membuat pasien demensia mengalami penurunan interaksi dengan
lingkungan sekitar. Salah satu cara
meningkatkan interaksi pada penderita demensia adalah dengan komunikasi. Stimulus
komunikasi dapat diberikan dari stimulus internal dan eksternal.
Pada beberapa
pasien demensia kebanyakan rangsangan diberikan dari eksternal, salah satunya
dapat diberikan dari hewan peliharaan. Hewan peliharaan dapat diberikan dengan
tujuan membuat penderita demensia tertarik untuk membelai, bahkan komunikasi
sesuai dengan tingkah laku dari hewan tersebut. Efek samping dari hewan peliharaan
yang sebenarnya adalah risiko infeksi bulu ataupun fesesnya, dan risiko gigitan
ketika binatang merasa tidak nyaman. Sehingga diciptakanlah Robot Binatang (Animal Robot) yang merupakan salah satu
hasil penelitian yang dapat digunakan untuk penderita demensia dalam interaksi,
komunikasi, dan kepercayaan diri pada pasien demensia.
Robot Binatang (Animal Robot) yang pertama kali
diciptakan adalah Robot jenis hewan peliharaan kucing dan anjing. Kedua robot
ini dapat berinteraksi dengan para penderita demensia sesuai dengan apa yang
dilakukan. Untuk Robot Anjing memiliki sembilan sensor yang dapat melakukan
enam perintah yang dilakukan.
Melihat efek
samping yang minimalis pada robot binatang ini, maka dapat disarankan untuk
digunakan pada beberapa pemberian asuhan keperawatan dengan pasien yang
mengalami hambatan komunikasi atau pun kerusakan interaksi sosial yang dapat
diterapkan di rumah tangga sehingga Robot Binatang ini dapat sebagai
katalisator untuk dapat menstimulus komunikasi dan kepercayaan diri pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Avianto, Tiyo. (2010). Trik membuat website dan blog menjadi no. 1 di Google. Jakarta: Media Kita.
Banks MR, Banks
WA. (2002). The effect of animal assited
theraphy on loneliness in a elderly
population in long term care facilities. J. Gerontol A Biol Sci Med (57) 7: M428-32.
Bollans, S. (2006). Animal assisted theraphy and
aclirities for the treatment of stroke
patients. Oxon: Society for Companion Animal Studies (SCAS).
Budihartono, Widodo. (2007). Belajar
sendiri membuat robot cerdas: Panduan utama
untuk mengikuti kontes robot. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Brodie SJ, Et all. (2002). An exploration of the potential
risk associated with using pet theraphy
in healthcare setting. J Clin Nurs 11 (4): 444-456.
Campbell, Anne. (2011). Dementia Care :
Could Animal Robots Benefit Residents.
Nursing & Residential Care. http://web.ebscohost.com Didownload tanggal 15
Juni 2013 jam 23.00 WIB.
Rubenstein, David, Et all. (2007). Kedokteran
Klinis. Ed.6. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rose, Joan Fox. (2012). Robotic
Theraphy. Healthcare Traveler. http://web.ebscohost.com. Didownload
tanggal 16 Mei 2013 jam 06.55 WIB.
Wada K .Shibata T, Saito T, Tanie K. (2004). Effects of robot-assisted activity for elderly people and nurses at a day service
center. Proceedings of the IEEE 92
(11) 1- 18.