By: Muhammad Rozikhin
Student of Nursing at Universitas Esa Unggul'12 - Jakarta
Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan (Growth) adalah merupakan peningkatan jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan mensintesis protein-protein baru, menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau sebagian. Dalam pertumbuhan manusia juga terjadi perubahan ukuran, berat badan, tinggi badan, ukuran tulang dan gigi, serta perubahan secara kuantitatif dan perubahan fisik pada manusia itu. Dalam pertumbuhan manusia terdapat peristiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa ini merupakan kejadian yang ada dalam setiap organ tubuh.
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual.
Perkembangan (Development) adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan (Maturation), dan pembelajaran (Learning). Perkembangan manusia berjalan secara progresif, sistematis, dan berkesinambungan dengan perkembangan di waktu yang lalu.
Perkembangan terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual, dan emosional. Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan bertambahnya sempurna fungsi organ. Perkembangan intelektual ditunjukkan dengan kemampuan secara simbol maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, dan berhitung. Perkembangan emosional dapat dilihat dengan perilaku sosial di lingkungan anak.
Maturasi merupakan proses perkembangan dan bertumbuh menjadi penuh meliputi kempuan biologis individu, kondisi fisiologis, dan keinginan untuk belajar prilaku yang lebih matur. Misalnya, bayi meninggalkan kegiatan merangkak untuk berjalan karena berjalan memberi keadaan yang lebih dalam untuk menyelidiki lingkungan dan lebih banyak belajar.
Ada Sembilan Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Ini,
yaitu:
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan.
Mempelajari
kehidupan fisik merupakan hal yang penting untuk permainan dan aktivitas fisik
karena hal
itu mempunyai nilai yang tinggi pada masa anak-anak.
itu mempunyai nilai yang tinggi pada masa anak-anak.
2.
Membina sikap yang
sehat terhadap dirinya sendiri sebagai suatu organisme yang sedang berkembang.
3.
Belajar bergaul
dengan teman sebaya.
4.
Belajar berperan
sebagai pria dan wanita secara tepat.
5.
Mengembangkan
dasar-dasar keterampilan membaca,menulis, dan berhitung dengan baik.
6.
Mengembangkan
konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan seahri-hari.
7.
Mengembangkan kata
hati, moral, dan skala-skala nilai.
8.
Mencapai kemerdekaan
pribadi
9.
Mengembangkan sikap
terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan
Setiap manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan manusia yang lainnya,
bisa dengan cepat bahkan lambat, tergantung pada individu dan lingkungannya.
Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1.
Faktor
Heriditer / Genetik
Faktor Herediter Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah, dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual.
Merupakan faktor keturunan secara
genetik dari orangtua kepada anaknya. Faktor ini juga dapat berubah sepanjang
hidup manusia, dapat menentukan karakteristik seperti jenis kelamin, ras,
rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap
tubuh seperti tempramen.
Faktor ini dapat ditentukan dengan
adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telor, tingkat
sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya
pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal.
2.
Faktor
Lingkungan / Eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang
mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir hingga akhir hayatnya, dan sangat
mempengaruhi tercapainya atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia
tersebut sesuai dengan genetiknya.
Faktor
lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu:
A.
Lingkungan
Pranatal (Faktor lingkungan ketika masih dalam lingkungan)
Faktor
pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor
mekanis, toksin atau zat kimia, endoktrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas,
dan anoksia embrio.
B.
Lingkungan
Postnatal ( Faktor lingkungan setalah kelahiran )
Lingkungan
postnatal dapat digolongkan menjadi :
v Lingkungan Biologis, meliputi, ras, jenis
kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.
v Lingkungan Fisik, meliputi, sanitasi cuaca,
keadaan rumah, dan radiasi.
v Lingkungan Psikososial, meliputi stimulasi,
motivasi belajar, teman sebaya, stres, sekolah, cinta kasih, dan interaksi anak
dengan orangtua.
v Lingkungan Adat dan Istiadat, meliputi
pekerjaan / pendapatan keluarga, pendidikan orangtua, stabilitas rumah tangga,
dan kepribadian orangtua.
3.
Faktor
Status Sosial Ekonomi
Status
sosial ekonomi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak
yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung
lebih dapat dicukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan
dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.
4.
Faktor
Nutrisi
Nutrisi
adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tak terpenuhi, maka proses pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya dapat terhambat.
5.
Faktor
Kesehatan
Status
kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Pada
anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk pertumbuhan dan
perkembangan sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan
kurang baik, akan terjadi keterlambatan.
Prinsip-prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
Beberapa
prinsip pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang benar untuk semua
orang. Kebiasaan ini di ekspresikan dengan konsep berikut :
A. Individu memiliki potensi adaptif untuk
perubahan kualitatif dan kuantitatif dengan menerima stimulus dari lingkungan
dan memberi stimulus pada lingkungan tersebut.
B. Individu memperoleh kunikannya dari interaksi
hereditas dan lingkungan.
C. Tujuan utama perkembangan adalah pencapaian
potensi (realisasi diri atau aktualisasi).
Ciri-ciri Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut
Soetjiningsih, pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai dari masa konsepsi
hingga dewasa memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu:
1. Pertumbuhan
dan perkembangan adalah proses yang kontinu sejak konsepsi hingga maturitas
(dewasa) yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Dalam
periode tertentu terdapat percepatan dan perlambatan dalam proses pertumbuhan
dan perlambatan pada setiap organ tubuh berbeda.
3. Pola
perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda antar anak satu
dengan yang lainnnya.
4. Aktifitas
seluruh tubuh diganti dengan respon tubuh yang khas oleh setiap organ.
Secara
garis besar menurut Markum, pertumbuhan dan perkembangan dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Fisis
Pertumbuhan
dan perkembangan fisis meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organisme atau individu.
Perubahan ini bervariasi dari fungsi tingkat molekul yang sederhana seperti
aktivasi enzim terhadap diferensi sel, sampai ke proses metabolisme yang
kompleks dan perubahan bentuk fisik di masa pubertas.
2.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Intelektual
Pertumbuhan
dan perkembangan intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan
kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti bermain,
berbicara, berhitung, dan membaca.
3.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Emosional
Pertumbuhan
dan perkembangan emosional bergantung pada kemampuan bayi untuk membentuk
ikatan bathin, kemampuan untuk bercinta kasih.
Prinsip pertumbuhan dan perkembangan menurut Potter &
Perry, yaitu :
1.
Perkembangan
merupakan hal yang teratur dan mengikuti arah rangkaian tertentu.
2.
Perkembangan
adalah suatu yang terarah dan berlangsung secara terus-menerus, dalam pola
sebagai berikut:
A.
Cephalocaudal yaitu pertumbuhan yang berlangsung terus dari
daerah kepala ke arah bawah
bagian tubuh.
bagian tubuh.
B.
Proximodistal yaitu perkembangan yang berlangsung terus
dari daerah pusat (proximal) tubuh ke
arah luar tubuh (distal).
arah luar tubuh (distal).
C. Differentiation yaitu perkembangan yang berlangsung terus
dari yang mudah ke arah yang lebih
kompleks.
kompleks.
3.
Perkembangan
merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan pola yang
konsisten dan kronolgis.
Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
Manusia
Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada
manusia adalah sebagai berikut:
1. Masa
Prenatal (Konsepsi hingga kelahiran)
Germinal: Konsepsi sampai ± 2 minggu
Embrionik: 2 hingga 8 minggu
Janin: 8 hingga 40 minggu (lahir)
Proses ini merupakan masa yang penting karena
terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dan ketergantungan total terhadap ibu.
Hubungan kesehatan ibu dengan neonatus menyebabkan pentingnya pelayanan
prenatal yang tepat demi kesehatan dan kesejahteraan bayi.
2. Masa
Infancy (Kelahiran hingga 12/18 bulan)
Neonatus: Lahir hingga 28 hari
Infancy: 1 hingga 12 bulan
Disini
terjadi perkembangan yang cepat pada sistem motorik, kognitif, dan sosial.
Melalui hubungan denga orangtua, anak akan membangun kepercayaan terhadap dunia
da menjadi dasar bagi hubungan antarpribadi di masa depan. Bulan pertama
pascakelahiran mendapat perhatian karena terjadi penyesuaian fisik terhadap
kehidupan di luar janin dan penyesuaian psikologis terhadap orangtua.
3. Masa
Anak-anak Awal (1 hingga 6 tahun)
Toddler: 1 hingga 3 tahun
Pra Sekolah: 3 hingga 6 tahun
Disini anak akan melakukan banyak aktivitas
dan penemuan, yang dimulai saat ia memperoleh kemampuan motorik berdiri sampai
masuk sekolah. Masa ini ditandai dengan perkembangan fisik dan kepribadian yang
menonjol. Perkembangan motorik akan bertambah secara perlahan namun pasti. Anak
akan membutuhkan penggunaan bahasa, hubungan sosial yang lebih luas,
mempelajari standar peran, memperoleh kendali terhadap diri, menyadari
ketergantungan dan kemandirian, serta mulai membangun konsep diri.
4. Masa
Anak-anak Menengah (6 hingga 11/12 tahun)
Masa ini disebut juga usia sekolah. Fokus
anak akan bergeser dari keluarga ke hubungan kelompok yang lebih luas.
Perkembangan fisik, mental, dan sosial masih terus berjalan dengan penekanan
pada pembangunan keterampilan. Kerjasama sosial dan perkembangan moral akan
semakin relevan untuk tingkat kehidupan selanjutnya. Masa ini sangat penting
untuk pembentukan konsep diri.
5. Masa
Anak-anak Akhir (11 hingga 19 tahun)
Prepubertas: 10 hingga 13 tahun
Remaja: 13 hingga 18 tahun
Masa
remaja merupakan masa transisi yang dinilai saat pubertas sampai masuknya anak
ke dalam dunia dewasa, biasanya berupa kelulusan sekolah menengah atas.
Pematangan biologis dan pribadi disertai konflik fisik dan emosional. Remaja
mendefinisikan ulang konsep dirinya. Pada masa remaja akhir, anak mulai
memikirkan kembali semua nilai yang telah dipelajari dan berfokus pada
identitas individual.
Perkembangan PSIKOSEKSUAL
Dalam
perkembangan psikoseksual dalam proses petumbuhan dan perkembangan dapat
dijelaskan beberapa tahap sebagai berikut:
A. Tahap Oral / Sensori (Lahir-12 bulan)
Dalam tahap ini, biasanya anak memiliki
karakter diantaranya aktivitasnya mulai melibatkan mulut untuk sumber utama
dalam kenyamanan anak, perasaannya mulai bergantung pada orang lain
(dependent), prosedur dalam pemberian makan sebaiknya memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi anak.
B. Tahap Anal / Muskular (1-3 tahun / toddler)
Dalam tahap ini, anak biasanya menggunakan
rektum / anus sebagai sumber kenyamana, apabila terjadi gangguan pada tahap ini
dapat menimbulkan kepribadian yang obsesif-kompulsif seperti keras kepala,
kikir, kejam, dan tempramen.
C. Tahap Falik (3-6 tahun / pra sekolah)
Dalam tahap ini, anak lebih merasa nyaman
pada organ genitalnya selain itu masturbasi dimulai dan keingintahuan tentang
seksual. Hambatan yang terjadi pada masa ini menyebabkan kesulitan dalam
identitas seksual dan bermasalah dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.
D. Tahap Latensi (6-12 tahun / masa sekolah)
Dalam tahap ini, anak mulai menggunakan
energinya untuk mulai aktivitas intelektual dan fisik, dalam periode kegiatan
seksual tidak muncul, penggunaan koping dan mekanisme pertahanan diri muncul
pada waktu ini.
E. Tahap Genital (13 tahun keatas / pubertas /
ramaja hingga dewasa)
Dalam tahap ini, genital menjadi pusat
kesenangan seksual dan tekanan proses hormon seksual menstimulasi perkembangan
heteroseksual, energi ditunjukkan untuk mencapai hubungan seksual yang
teraktur, pada awal fase ini sering muncul emosi yang belum matang, kemudian
berkembang kemampuan untuk menerima dan memberi cinta.
Perkembangan BIOLOGIS
Teori
biologisme, biasa disebut teori nativisme menekankan pentingnya peranan bakat.
Para penganut biologisme menekankan pada faktor biologis, menekankan fase-fase
perkembangan yang harus dilalui. Sedangkan penganut sosiologisme atau emvilisme
menekankan peranan lingkungan pada peranan pribadi.
Sebagai
makhluk kodrati yang kompleks, manusia memiliki intelegensi dan kehendak bebas.
Dalam hal perkembanngan, pada awalnya manusia berkembang alami sesuai dengan
sesuai dengan hukum alam. Kemudian perkembangan alami manusia ini menjadi jauh
melampaui perkembangan makhluk lain melalui intervensi intelegensi dan
kebebasannya.
Perkembangan PSIKOSOSIAL
Erik H.
Erickson mengungkapkan pendapatnya tentang teori perkembangan psikososial,
diantaranya:
A. Trust VS Mistrust (Lahir-12 bulan)
Kekuatan dasar: Dorongan dan harapan.
Anak memiliki indikator positif yaitu belajar
percaya kepada orang lain, tetapi selain itu ada segi negatif nya yaitu tidak
poercaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, dan bahkan pengasingan.
Pemenuhan kepuasan untuk makan dan menghisap, rasa hangat dan hangat, cinta dan
rasa aman itu bisa menghasilkan kepercayaan. Pada saaat kebutuhan dasar tidak
terpenuhi bayi akan menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal
ini ditandai dengan perilaku makan, tidur, dan eleminasi yang buruk.
B. Otonomosi VS Ragu-ragu dan Malu (1-3 tahun /
Toddler)
Kekuatan dasar: Pengendalian diri, keberanian, dan kemauan.
Gejala positif dari tahap ini adalah kontrol
diri tanpa kehilangan harga diri, dan negatifnya anak terpaksa membatasi atau
mengalah. anak mulai mengembangkan kemandirian dan mulai terbentuk kontrol
diri. Hal ini harus didukung oleh orangtua, mungkin apabila dukungan tidak
dimiliki, maka anak tersebut memiliki kepribadian yang ragu-ragu.
C. Inisiatif VS Merasa Bersalah (3-6 tahun / Pra
Sekolah)
Kekuatan dasar: Tujuan
Anak mulai mempelajari tingkat ketegasan dan
tujuan mempengaruhi lingkungan dan mulai mengevaluasi kebiasaan diri sendiri.
Disamping itu, anak kurang percaya diri, pesimis, pembatasan dan kontrol yang
berlebihan terhadap aktivitas pribadinya. Rasa bersalah mungkin mucul pada saat
melakukan ativitas yang berlawanan dengan orangtua dan anak harus diajari
memulai aktivitas tanpa mengganggu hak-hak orang lain.
D. Industri VS Inferior (6-12 tahun / Usia
Sekolah)
Kekuatan dasar: Metode dan kompetensi.
Anak mendapatkan pengenalan melalui
demostarasi keterampilan dan produksi benda-benda, serta mengembangkan harga
diri melalui pencapaian, anak biasanya terpengaruh oleh guru dan sekolah. anak
juga sering hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah, dan teman
sebaya.
E. Identitas VS Bingung Peran (12-18 tahun /
Remaja)
Kekuatan dasar: Kesetiaan dan ketergantungan.
Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap perilaku anak, anak mengembangkan penyatuan rasa diri sendiri,
kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas dengan kebingungan peran, sering
muncul dalam perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.
Perkembangan Moral
Moral
merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat
bahwa moral bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini
sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan
kehendak atau pandangan masyarakat. Di sisi lain tiadanya moral seringkali
dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya kenakalan remaja.
Para
sosiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri punya peran penting dalam pembentukan moral. W.G Summer, berpendapat
bahwa tingkah laku manusia yang terkendali disebabkan oleh adanya kontrol dari
masyarakat ittu sendiri yang mempunyai sanksi-sanksi tersendiri buat
pelanggar-pelanggarnya. Bayi berada dalam tahap perkembangan moral yang oleh Piaget
disebut moralitas dengan paksaan (preconventional
level) yang merupakan tahap pertama dari tiga tahapan perkembangan moral.
Menurut Teori Kohlberg, menyatakan bahwa perkembangan moral meliputi beberapa tahap, meliputi:
A. Tingkat Premoral / Prekonvensional (Lahir-9
tahun)
Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan
aturan, berasumsi bahwa penghargaan atau
bantuan akan diterimanya, kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara
sosial, kontrol, emosi didapatkan dari luar.
B. Tingkat moralitas konvensional (9-13 tahun)
Usaha yang dilakukan untuk menyenangkan orang
lain, kontrol emosi didapat dari dalam,
anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan dan menghindari kritikan dari yang berwenang.
C. Tingkat moralitas pasca konvensional (13
tahun sampai meninggal)
Individu memperoleh nilai moral yang besar,
pencapaian nilai moral yang besar terjadi
setelah dicapai formal opersional dan
tidak semua orang mencapai tingkat ini.
Konsep
kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg, ialah
internalisasi (Internalization),
yakni perubahan perkembangan dari perilaku uang dikendalikan secara eksternal
menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal.
Perkembangan SPIRITUAL
Sejalan
dengan perkembangan sosial, perkembangan keagamaan mulai disadari bahwa
terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang untuk
melakukannya. Perkembangan spiritual anak sangat berpengaruh sekali dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Agama sebagai pedoman hidup anak untuk masa yang akan
datang. Selain itu, moral seorang anak dapat dibentuk melalui perkembangan
spiritual. Anak diberi pengetahuan adanya kepercayaan Tuhan YME sesuai dengan
keprcayaan yang dianut orangtua. karena agama seorang anak itu diturunkan/diwariskan oleh orangtuanya.
Para ahli berpendapat bahwa perkembangan
spiritual dibagi mejadi 3 tahapan, yaitu :
A. Masa Kanak-kanak (sampai 7 tahun)
Tanda-tandanya antara lain: Sikap keagamaan
resepsif meskipun banyak bertanya, pandangan ketuhanan masih
dipersonifikasikan, penghayatan secara rohaniah masih belum mendalam meskipun
mereka telah melakukan kegiatan ritual.
B. Masa Anak Sekolah (7-12tahun)
Tanda-tandanya antara lain: Sikap keagamaan
resepsif tetapi disertai pengertian, pandangan
dan faham ketuhanan diterangkan secara rasional berdasarkan kaidah - kaidah logika yang bersumber pada indikator
alam semesta sebagai manifestasi dan eksistensi
dan keagungan-Nya, penghayatan secara rohaniah makin mendalam melaksanakan
ritual.
C. Masa remaja (12-18 tahun)
1. Tanda-tandanya
masa remaja awal: Sikap negatif disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang
beragama secara hypocrit yang
pengakuan dan ucapannya tidak selalu sama dengan perbuatannya, pandangan dalam
hal ketuhanan menjadi kacau karena ia bingung terhadap berbagai konsep tentang
aliran dan paham yang saling bertentangan.
2.
Tanda-tanda
masa remaja berakhir: Sikap kembali kearah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual, pandangan
dalam hal ketuhanan dipahamkan dalam konteks agama yang dianut dan dipilih,
penghayatan rohaninya kembali tenang setelah melaui proses indentifikasi dan
membedakan agama sebagai doktrin bagi para penganutnya.
Perawat
bisa membantu dengan melakukan tidakan memberikan pengetahuan kepada anak tentang apa yang terbaik bagi
kesehatan anak dan keadaan dimana anak memerlukan
secara spiritual demi kesembuhan penyakitnya. Allah SWT selamanya mendengar bisikan dan pembicaraan, melihat
setiap gerak-geriknya dan mengetahui apa
yang dirahasiakan, memperhatikan khusyuk, taqwa dan ibadah.
Semoga bermanfaat dan berguna buat para pembaca. Kritik dan saran sangat dibutuhkan guna meningkatkan kemampuan penulis. Terima kasih.
Play Blackjack at a Casino! - Microgaming - Microgaming
BalasHapusA classic card game septcasino is a thrilling and engaging blackjack game at Microgaming. This fun game is titanium ring now goyangfc available for 1등 사이트 your device!