Sabtu, 01 Juni 2013


Keperawatan Transkultural
Keperawatan transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang sehat sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowladge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien.

Teori Keperawatan Transkultural Sunrise
Teori keperawatan transkultural matahari terbit, sehinnga disebut juga sebagai sunrise model. Matahari terbit (sunrise model ) ini melambangkan esensi keperawatan dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang, bersyarat dalam lingkungan yang sempit.
Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut menurut Leininger dipengaruhi oleh 7 faktor, yaitu teknologi, agama dan  falsafah hidup, faktor sosial, faktor politik, faktor ekonomi, faktor pendidikan dan kekerabatan.

Peran perawatan pada transcultural nursing teory ini adalah menjebatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan prosfesional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh Leininger. Oleh karena itu, perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan keperawatan.

Di bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip yang penting untuk memahami teori Leininger :
1.      Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau diantisipasi dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk menghadapi kematian.
2.      Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
3.      Budaya : Mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai, keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.
4.      Perawatan Budaya : Mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk menangani penyakit atau kematian.
5.      Keragaman Budaya : Peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang berbeda.

6.      Universalitas :  Peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang
jelas di antara banyak budaya.
7.      Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan perawatan fenomena.
8.      Worldview : Mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
9.      Budaya dan Dimensi Struktur Sosial : Termasuk faktor yang berhubungan dengan agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan, penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang berupa tanggapan budaya manusia dalam konteks budaya.
10.  Kesehatan : Mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
11.  Pelestarian Budaya Perawatan atau Pemeliharaan : Mengacu pada kegiatan pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan dan menggunakan inti kebudayaan nilai keperawatan terkait dengan masalah kesehatan atau kondisi.
12.  Budaya Akomodasi Perawatan atau Negosiasi : Merujuk kepada tindakan keperawatan kreatif yang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi dengan atau bernegosiasi dengan lain dalam kesehatan masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil kesehatan yang optimal untuk klien  dari budaya yang ditunjuk. 
13.  Budaya Perawatan Restrukturisasi : Mengacu pada tindakan terapi yang diambil oleh budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungkinkan atau sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai budaya klien.


Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan, yaitu :

1.      Culture care preservation/maintenanceyaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memperhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkan kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2.      Culture care accommodation/negatiation, yaitu prisip membantu, memfasilitasi, atau memperhatikan fenomena budaya, yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, atau bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau klien.
3.      Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah lebih baik.


Konsep dalam Transkultural

1.      Budaya         
Adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

2.      Nilai Budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.

3.      Perbedaan Budaya
Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).

4.      Etnosentris
Diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik.

5.      Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

6.      Ras
Adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.


7.      Etnografi
Adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.


8.      Care
Adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.

9.      Caring
Adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

10.  Cultural Care
Berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.

11.  Cultural Imposition
Berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.


Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan, yaitu :

1. Manusia
2. Sehat
3. Lingkungan
4. Keperawatan


Proses keperawatan Transkultural
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model).

Pengkajian

Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise Model” yaitu :

1. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
2. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
3. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
4. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
5. Faktor ekonomi (economical factors)
6. Faktor pendidikan (educational factors)
7. Faktor teknologi (technology factors)

Diagnosa Keperawatan

Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :

1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur.
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural.
3. Ketidak patuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

Perencanaan Keperawatan

Cultural care preservation/maintenance

1. Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan     perawatan bayi.
2. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien.
3. Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat.

Cultural care accomodation/negotiation

1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien.
2. Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan.
3. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan   biomedis, pandangan klien dan standar etik.

Cultural care repartening/reconstruction
1.Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan  melaksanakannya.
2. Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
3. Gunakan pihak ketiga bila perlu.
4. Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan keluarga.
5. Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan.

Evaluasi

           Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar